Era digital sekarang ini mulai banyak orang dari berbagai kalangan mencoba peruntungan di berbagai sektor agar tetap bisa bertahan dan konsisten menghasilkan cuan.
Sektor usaha Toserba atau Warung Kecil misalnya, dimana pada kedua sektor usaha ini sering didominasi oleh emak - emak rumah tangga bahkan tidak sedikit ownernya adalah lansia yang sudah menjadi warisan usaha turun temurun antar generasi.
Menariknya disini, seiring kemajuan dunia digital yang disponsori wabah Covid-19 sektor usaha warung sembako dan retail adalah salah satu sektor bisnis yang malah mengalami peningkatan omset selain bisnis kesehatan pastinya.
Hal seperti ini dialami ibu siti. Beliau adalah salah satu ibu rumah tangga yang memulai bisnisnya dengan berjualan sembako. Awalnya beliau hanya menjajakkan dagangan sembakonya di depan rumah . Beliau menjual berbagai macam kebutuhan pokok seperti beras, gula, bumbu dapur, dan lain-lain. Selain itu, karena warung bu siti sangat dekat dengan sekolah, beliau juga menjual makanan anak, mainan anak dan juga berbagai minuman segar yang bisa dinikmati siswa ketika istirahat siang atau ketika pulang sekolah. Akan tetapi, pandemi yang mengakibatkan siswa harus belajar secara daring, berimbas pada hasil penjualan ibu siti.
Akhirnya, anak bu siti menyarankan untuk menjual barang secara online saja yaitu melalui aplikasi WhatsApp. Bu siti mulai memutar otak untuk mengembangkan dagangannya. Jadilah beliau menawarkan berbagai macam barang dagangannya di WhatsApp dan juga mempromosikan jasa antar sampai rumah atau menggunakan sistem COD jika jauh. Ternyata lama-lama bisnis bu siti berkembang dari mulut ke mulut. Hingga beliau memanfaatkan sosial media lain yaitu facebook. Dari situ, konsumen mulai banyak tidak hanya dari tetangga tetapi dari kecamatan atau kota yang berbeda.
Bu siti juga menjual jajanan yang bisa tahan hingga sebulan atau lebih sehingga beliau memutuskan untuk menggunakan aplikasi toko online seperti shopee. Dari sini, beliau berhasil mendapat income puluhan juta setiap bulan. Bu siti yang awalnya buta akan teknologi akhirnya bisa mengembangkan bisnis melalui digitalisasi. Beliau banyak belajar dari anak, tetangga, teman, atau video youtube. Bu siti juga bergabung dengan beberapa grup/komunitas di sosial media seperti "ibu punya mimpi" sehingga beliau dapat belajar lebih banyak lagi tentang bisnis di era digital.
Model usaha dalam sektor ini banyak juga yang mencoba untuk berinovasi agar semakin memaksimalkan kesempatan dalam kesempitan di momen "Era Digital" ini.
Salah satu contohnya dengan menyediakan produk-produk digital dan digital payment untuk melengkapi fitur jualan di dalam toko agar para pelanggan semakin betah menghabiskan uangnya.
Berikut Pasir Maya telah melakukan riset contoh-contoh penerapan digitalisasi bisnis untuk mengembangkan UMKM agar usaha makin banyak menghasilkan pundi-pundi rupiah dan pastinya ramah pengaplikasiannya untuk emak emak milenial jaman sekarang.
Contoh Digitalisasi Bisnis UMKM
Payment Gateway
Lebih gampangnya disebut metode pembayaran. Artinya kita membuat agar para pelanggan kita bisa membayar belanjaannya dengan metode pembayaran digital. Hal ini akan menarik bagi para kaum muda terutama di lingkungan usaha yang menargetkan anak muda, mahasiswa, atau lingkungan urban pedesaan.
Apalagi kalau sekarang banyak anak mahasiswa yang pulang kampung karena harus belajar via daring, hal ini menjadi lahan digital hijau untuk usaha. Bahkan bocil milenial jaman sekarang saja sudah banyak yang minta saldo E Wallet ke Orang tuanya untuk dipakai jajan produk-produk digital seperti money game dan top up pulsa.
Nah lalu bagaimana caranya memiliki Payment gateway sendiri untuk usaha kita? Solusinya adalah dengan memakai aplikasi pihak-pihak yang sudah terpercaya. Aplikasi payment gateway yang cukup mudah cara penggunaannya tinggal install dan melakukan sedikit pengaturan sudah bisa digunakan sebagai Payment gateway untuk Kasir di toko atau warung anda. Contoh aplikasi payment gateway adalah Mitra Tokopedia, shopee pay, ovo, dana, dan masih banyak lagi.
Halosis
Halosis merupakan salah satu e-commerce yang menyediakan fitur chatbot (asisten jualan), hal ini bisa memudahkan para penjual online dalam berjualan sehingga dapat menaikkan income penjualan barang mereka. Aplikasi Halosis dapat dipakai di beberapa platform, seperti Facebook, LINE, Instagram, dan masih banyak lagi.
Banyaknya ibu rumah tangga yang mencari penghasilan tambahan untuk keluarga akan tetapi, mereka hanya melakukan penjualan secara manual. Mereka harus melayani semua pertanyaan yang hampir sama dari calon pembeli. Setelah itu, mereka harus merekap dan menghitung semua pesanan. Hal itu membuat para ibu yang mempunyai bisnis akan sangat sibuk sehingga tugas rumah tangga menjadi berantakan.
Oleh karena itu, Halosis sebuah startup yang didirikan oleh Andrew sangat berguna untuk membantu para ibu rumah tangga yang ingin mengembangkan usaha mereka. Halosis dapat menjadi asisten untuk mengurus bahkan menganalisis beberapa aktivitas dari usahanya. Halosis bisa mencatat atau rekap beberapa pesanan yang datang, dan juga menjadi jawaban otomatis untuk konsumen.
Shopee
Shopee merupakan salah satu platform e-commerce yang sudah sangat terkenal. Disini, semua orang bisa menjual barangnya secara online. Mulai dari makanan, fashion, hingga perlengkapan rumah tangga.
Dengan berjualan online di aplikasi shopee, para ibu rumah tangga akan bisa mendapat konsumen lebih banyak. Di shopee, ada fitur iklan yang bisa terhubung ke sosial media lain seperti instagram. Jadi, para seller bisa mempromosikan barang dagangan mereka hanya melalui smartphone yang mereka punya.
Bagi para ibu rumah tangga yang baru memulai bisnisnya dan belum memiliki cukup modal untuk berjualan, mereka bisa melakukan dropship di shopee. Sehingga, para seller tidak perlu stok barang untuk dijual. Mereka hanya cukup mempromosikan barang orang lain/Produsen untuk dijual. Tentunya dengan laba yang sudah dihitung dengan jelas.
Bank Jago
Bank jago merupakan salah satu aplikasi yang memiliki fitur Kantong yang dapat digunakan oleh para ibu yang sedang mengelola bisnis untuk mengatur atau mengurus kas. Fitur ini juga dapat membantu untuk mengalokasikan dana sesuai dengan kebutuhan dan target yang ingin dicapai.
Fitur Kantong juga memungkinkan nasabah mengatur kantong yang berbeda-beda untuk masing-masing tujuan. Para ibu bisa membuat hingga 40 kantong yang disesuaikan dengan tujuan keuangannya, termasuk memisahkan dana pribadi, keluarga, dan usaha.
Setiap kantong yang disediakan di fitur bank jago juga mempunyai nomor rekening, sehingga dalam satu aplikasi, ibu-ibu akan merasa seperti mempunyai 40 rekening bank.
Berikut paparan pengalaman seorang ibu rumah tangga yang berbisnis dengan memanfaatkan digitalisasi hingga menghasilkan puluhan juta rupiah. Selain itu, ada juga paparan tentang beberapa aplikasi yang bisa dimanfaatkan untuk memudahkan para ibu dalam mengembangkan bisnis.